Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar
Oleh : Nurul Ariyanti, S. Pd
SD Negeri Bintoro 13 Kecamatan Demak Kabupaten Demak Provinsi Jawa tengah
Sejak pertama kali diluncurkan Program
Merdeka Belajar sukses mengakselerasi kualitas pendidikan di tanah air. Melalui
program tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
berhasil memperkuat beragam aspek pendidikan. Mulai dari kurikulum, penguatan peserta
didik dan tenaga pengajar (SDM), hingga bantuan-bantuan pendidikan.
Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang
dilakukan supaya peserta didik bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dilakukan
supaya para peserta didik bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan
sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.
Menteri Dikbudristek, Nadiem Makarim
mengatakan bahwa Merdeka Belajar merupakan konsep pengembangan pendidikan di
mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent
of change). Para pemangku kepentingan tersebut meliputi keluarga, guru,
institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat.
Merdeka Mengajar bukan
berarti guru diberi kebebasan dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi upaya
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu berpihak pada peserta didik.
Konsep Merdeka mengajar
dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ini
merupakan gagasan Ki Hajar Dewantara. Yaitu, gagasan yang membebaskan guru dan
peserta didik menentukan sistem pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Ki Hajar Dewantara
memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan peserta didik, yaitu
pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan
sekitar. (Wikipedia, 2021).
Merdeka Mengajar dalam
arti bahwa sekolah, guru dan peserta didik mempunyai kebebasan dalam berinovasi
dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Artinya guru tidak bersifat
monoton dan memiliki kebebasan melakukan berbagai variasi dalam pembelajaran.
Selain itu penggunaan
media pembelajaran yang sesuai dan menarik juga menjadi hal yang perlu menjadi
perhatian bagi guru. Penggunaan teknologi digital juga menjadi hal yang
esensial dalam pelaksanaan merdeka belajar.
Tuntutan zaman saat ini
menjadi pemicu pentingnya peserta didik mahir dalam menggunakan tekonologi
digital. Era digital yang dikenal dengan revolusi 4.0 saat ini, dimana
teknologi telah merambah berbagai sendi kehidupan manusia. Untuk itu peserta didik
harus diantarkan agar selaras dengan perkembangan zaman. Mereka tidak boleh
tertinggal dari perkembangan dan kemajuan zaman yang terjadi dengan pesat.
Guru harus mampu
membangun suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai
strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dan kondusif.
Pembelajaran dikatakan
menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana rileks, bebas, dari tekanan,
aman, menarik, dan bangkitnya minat belajar murid. Serta adanya keterlibatan
penuh, perhatian, serta semangat dan kosentrasi tinggi saat belajar.
(Darmansyah, 2010).
Dalam merdeka mengajar,
pelaksanaan pembelajaran tidak selalu harus berada di ruangan kelas. Sesekali
guru dapat mengajak peserta didik untuk belajar di luar kelas. Nuansa
pembelajaran akan terasa berbeda dan menyenangkan.
Guru dan peserta didik
dapat berdiskusi dengan nuansa outing class. Sehingga peran peserta didik lebih
ditonjolkan dalam pembelajaran. Mereka dapat lebih santai dalam mengemukankan
pendapat dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung.
Peserta didik tidak
hanya sekadar mendengarkan penjelasan guru. Sehingga akan terlatihlah
keterampilan mereka dalam mengemukan pendapat, membentuk karakter
bertanggungjawab, berani, mandiri, serta kemampuan mengasah kompetensi dan
sebagainya.
Selama lebih kurang 9 tahun ini
saya tenggelam di zona nyaman dalam melaksanakan tugas saya sebagai guru. Saya
merasa telah memenuhi kewajiban setelah mengajar di kelas, memberikan materi,
melaksanakan evaluasi, penilaian (asesmen) dan sesekali melaksanakan refleksi
yang kesemuanya merupakan tuntutan kurikulum yang harus dipenuhi. Saya lupa
bahwa guru sebenarnya tidak hanya mengajar saja, tetapi yang lebih utama adalah
mendidik.
Tahun ajaran baru 2023/2024, saya baru mendapatkan bimbingan teknis mengenai kurikulum merdeka di kecamatan saya. Saya guru kelas 5 dan baru mengajar dengan menggunakan kurikulum merdeka. Selama beberapa bulan saya mengajar peserta didik menggunakan kurikulum merdeka, ada banyak perubahan yang terjadi baik dalam diri saya maupun peserta didik. Sebagai pendidik, tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Ketika guru telah terlepas dari tali kekang yang selama ini menjeratnya, maka pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, kondusif, dan bahagia. Guru adalah ujung tombak kesuksesan pembelajaran, ketika guru merdeka mengajar, maka murid akan merdeka belajar. Di tangan mereka pulalah kebijakan Merdeka Belajar akan ditentukan. Semoga dengan keberpihakannya kepada guru, Merdeka Belajar dapat mengubah arah pendidikan Indonesia yang lebih baik. Mari menjadi bagian dari perubahan dan mewujudkan merdeka belajar.